HARIANSULUH.COM – Di tengah dinamika dan tekanan tugas sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Dinas Pendidikan Provinsi Riau, sosok Ahmad Syifa tampil sebagai pribadi yang tidak hanya profesional, tetapi juga menunjukkan dedikasi luar biasa sebagai pelayan publik sejati. Ia bukan hanya dikenal karena integritasnya dalam bekerja, namun juga karena keberaniannya berdiri di garis paling depan, saat banyak ASN lainnya memilih untuk berada di balik meja dan atau menghindar.
Saat aksi demonstrasi datang silih berganti menyasar pejabat teras Disdik Riau, satu sosok yang selalu muncul paling depan adalah Syifa, ASN muda berusia 44 Tahun, anak dari seorang pedagang kaki lima di salah satu pasar di Pekanbaru. Dengan wajah tenang namun penuh ketegasan, alumnus Ponpes Gontor Tahun 1999 itu tak pernah ragu untuk tampil menghadapi massa aksi, menyerap aspirasi, menyejukkan suasana, dan bahkan memberikan solusi langsung di lapangan.
“Sering kali yang didemo itu Kabid atau Kadis, tapi beliau yang tampil dengan gagah berani. Hadirnya bukan untuk menghindar atau menampik, tapi untuk menenangkan dan menyelesaikan,” ungkap Riski Saputra, mahasiswa UIN Suska Riau yang pernah turun dalam aksi demo di Disdik Riau, Sabtu (12/7).
Menurut Riski, sosok seperti Syifa adalah potret ASN yang langka. Ia berharap ada perhatian dari para pemangku kebijakan untuk memberi ruang lebih besar kepada sosok seperti Syifa. "Orang-orang begitu yang seharusnya didudukkan menjadi Kabid,” tegas Riski.
Hal senada disampaikan oleh Muhammad Sholeh, aktivis Forum Mahasiswa Peduli Pendidikan Riau (Formappri). Ia menilai Syifa bukan hanya ASN berintegritas, tetapi juga pribadi berjiwa besar, rendah hati, dan penuh rasa tanggung jawab. “Beliau adalah teladan. Punya keberanian dan kecerdasan komunikasi yang luar biasa. Tidak defensif, tapi solutif. ASN seperti beliau harusnya jadi contoh dan aset penting bagi pemerintahan Gubri Abdul Wahid dan Wagubri SF Hariyanto," ujar Sholeh.
Ia bahkan secara terbuka menyampaikan harapan kepada Gubernur Riau Abdul Wahid agar tidak menyia-nyiakan sumber daya manusia seperti Ahmad Syifa.
“Pak Gubernur harus melihat ini. Sosok seperti Bang Syifa layak diposisikan sebagai Kabid atau jabatan setara lainnya, baik di Disdik Riau maupun di OPD lain. Kita butuh pejabat teras yang tidak hanya duduk di balik meja, tidak mengindar saat ada aksi demo, dan tidak menampik saat dikritik, kita butuh pejabat yang mau turun langsung, menyentuh masalah, dan menghadirkan solusi,” tutup Sholeh.
Disamping rutinitasnya selaku abdi Negara di Disdik Riau, Ahmad Syifa, saat ini diketahui tengah fokus menyelesaikan Tesis Pascasarjana di Universitas Islam Riau dengan Program Studi Ilmu Pemerintahan.
Kehadiran sosok Syifa menjadi pengingat bahwa pelayanan publik sejatinya bukan hanya soal jabatan, tetapi tentang keberanian, kepedulian, dan ketulusan dalam mengabdi. Dalam sunyi kerja birokrasi, Syifa, yang telah tumbuh dan berkembang dari lingkungan kelam dan kumuh itu kini hadir sebagai cahaya kecil yang memberi harapan besar. (Abay)
#Disdik #ASN Disdik Riau #Ahmad Syifa Riau